• Post Title

    Category

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s,when an unknown printer...

    Buton


  • Pertama tasawuf indal akhlaq wal adab, Tasawuf inda akhlaq wal adab bisa kita terapkan sedini mungkin untuk anak-anak kita. Terutama makan; pake tangan kanan, di ajari sedini mungkin, masuk kamar mandi kaki kiri, keluar kaki kanan ini tasawuf akhlak wal adab. Karena sumbernya tasawuf adalah min akhlaq wal adab, dari pekerti dan tatakrama.

    Kedua tasawuf indal Fuqaha - tasawuf menurut fuqaha -  yaitu bagimana fiqih ini tidak berhenti hanya secara fiqhiah belaka. Contoh orang kalau sudah menjalakan wudhu mau sholat, setelah dipake shalat wudhunya kemana? Selesai kan?!  Nah orang tasawuf tidak mau. Tasawuf menuntut sejauh mana anda membawa  wudhu ini terlepas daripada kefardhuan yang sudah anda laksanakan. Apakah anda wudhu didalam shalat hanya terikat oleh syarat-syarat atau hukum-hukum syari’at. Dalam  tasawuf anda dituntut agar  wudhumu bisa mewudhui bathiniah Anda dan tidak secara dzohiriah saja.  

    Ketiga tasawuf inda ahlil Ma’rifat.   Ini yang perlu diketahui ;  Tasawuf inda ahli ma’rifat, nah disni banyak orang terjebak. Dalam dunia tasawuf, dalam ilmu ma’rifat  mereka yang perbendaharaannya belum mumpuni, belum mencukupi seringkali terjebak. Akhirnya dia memunculkan analis-analis, seolah-olah tasawuf berbau Budha tasawuf, berbau Hindu. Karena apa? Mereka tidak tahu.

     Ilmu ma’rifatnya saja mereka tidak  mengerti, apa sebetulnya ma’rifat itu. Dari kekosongan itu, mereka belajar menganalis tasawuf.

    Orang-orang yang sudah ahli Marifat, tinggi sekali, dengan bahasanya yang luar biasa. Wong dalam Tasawuf fuqaha saja mereka sudah tidak bias memahami.                    

    Contoh Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad al Ghazali menjawab dunia falsafah, menjawab dunia tauhid aliarn ilmu kalam pada waktu berkembang macem-macem faham. Dijawab dengan tasawuf fuqaha, yaitu dengan munculnya ‘Ihya Ulumiddin’. 

    Mengapa dalam kitab Ihya ulumddin banyak hadits-hdits maudu’ disamping dhaif. Karena apa? Pendapatnya ahli  falasifah dijawab oleh Imam Al Ghazali dengan hadits yang maudhu saja, masih lebih baik haidits maudu’ daripada pendapat-pendapat kaum falasifah. Masih tepat, karena apa? Walaupun ini maudhu, tapi yang menggunakannya adalah orang-orang yang mengerti ma’rifat kepada Allah. Makanya disini digunakan oleh Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali.

    Wallahu'alam 

    Kenalilah Dia melalui lingkungan sekitar kita,
    kenalilah KeberadaanNya melalui setiap ciptaanNya,
    kenalilah diriNya dengan mengenali siapa diri kita....



    {56} وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.


    أَيْ إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرهُمْ بِعِبَادَتِي لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ وَقَالَ عَلِيّ بْن أَبِي طَلْحَة عَنْ اِبْن عَبَّاس " إِلَّا لِيَعْبُدُونِ" أَيْ إِلَّا لِيُقِرُّوا بِعِبَادَتِي طَوْعًا أَوْ كَرْهًا وَهَذَا اِخْتِيَار اِبْن جَرِير . وَقَالَ اِبْن جُرَيْج إِلَّا لِيَعْرِفُونِ وَقَالَ الرَّبِيع بْن أَنَس " إِلَّا لِيَعْبُدُونِ " أَيْ إِلَّا لِلْعِبَادَةِ وَقَالَ السُّدِّيّ مِنْ الْعِبَادَة مَا يَنْفَع وَمِنْهَا مَا لَا يَنْفَع " وَلَئِنْ سَأَلْتهمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّه " هَذَا مِنْهُمْ عِبَادَة وَلَيْسَ يَنْفَعهُمْ مَعَ الشِّرْك . وَقَالَ الضَّحَّاك : الْمُرَاد بِذَلِكَ الْمُؤْمِنُونَ.

    Dalam tafsir ibnu katsir dikemukakan sebuah riwayat dari ibnu Abbas R.A yang menafsirkan       
     إِلَّا لِيَعْرِفُونِ dengan kata  إِلَّا لِيَعْبُدُونِ kata 


    Maka sesungguhnya keberadaan kita diatas muka bumi ini tidaklah melainkan untuk mengenal siapa DIA 
    rss
    rss


    Copyright © 2010 BERTEMU SANG KEKASIH All rights reserved.Powered by Blogger.